Photoshoot

Pagi-pagi sekali, Aileen sudah menempeli Deandra kesana kemari, tapi bukan mencari alamat. Deandra sedang kerja. Aileen yang tidak mau ditinggal di hotel sendirian memilih mengikuti Deandra kemanapun laki-laki itu pergi.

“Om, kok Om Papa photoshoot-nya sama Om Johnat?”

“Gak tau, kan bukan saya yang milih model majalahnya.”

Aileen menyeruput cokelat panasnya sesekali sebelum berbicara. “Om Dean kenapa gak jadi model juga?”

“Nanti Papa kamu kalah saing,” sahut Deandra dengan percaya diri.

Aileen hanya menaikan sebelah bibir dan alisnya seolah berkata, 'Percaya diri sekali Om-om ini.'

“Itu sarapannya dimakan juga, kalo enggak nanti saya yang dimakan Papa kamu.” Deandra langsung menyodorkan piring berisi roti bakar yang ia pesan bersamaan dengan cokelat panas milik Aileen.

Gadis itu menggeleng kecil. “Nanti aja, aku gak mood sarapan.”

Deandra sempat berdecak kecil. “Gak Bapak gak Anak sama-sama moody-an.”

Deandra berdiri dari tempatnya. “Saya kesana dulu.” Tunjuknya ke arah tempat Javier dan Johnat yang sedang melakukan photoshoot. “Kamu tunggu sini aja, jangan ikut mondar-mandir nanti capek.”

Aileen hanya mengangguk. Ia pun malas juga kalau terus-terusan mengikuti Deandra. Capek. Kakinya kalau kebanyakan jalan bisa berubah jadi jeli.

“Wah, seksi banget ya mereka.”

Aileen melirik dua staff perempuan yang asik menilai penampilan Javier dan Johnat. Gadis itu jadi ikut-ikutan memperhatikan kedua pria dewasa itu.

'Anjrit, ini dosa gak sih gue pagi-pagi liat roti sobek difoto-foto gitu?” ucap Aileen dalam hatinya.

Feeliing Aileen sudah benar kemarin mengenai photoshoot Javier dan Johnat. Ah, rasanya ia ingin pulang saja dan memilih bersekolah.

“Kalo sekolah bisa ketemu Kak Zergan. Kalo di sini, dapet dosa gue,” keluh Aileen sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.